FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS NASIONAL (Faperta Unas): Budidaya sayur-mayur ala microgreen yang bisa dilaksanakan di rumah selama virus corona (Covid-19) belum tuntas tertangani. Sayur-mayur ala microgreen telah dikembangkan selama work from home (WFH), sehingga waktu yang ada termanfaatkan secara optimal sekaligus bisa mengusir stres dan kebosanan. Pameran itu diselenggaran oleh Dosen Fakultas Pertanian UNAS.
Menurut Dosen Fakultas Pertanian Universitas Nasional Ir Asmah Yani,MSi, budidaya ala microgreen merupakan teknik menanam sayuran yang bisa dipanen dalam rentang waktu 14 hari. Teknik menanam ini dapat menjadi peluang bisnis bagi masyarakat perkotaan di era normal baru. Kata microgreen berasal dari kata micro dan green yang diartikan sebagai bibit sayuran, sehingga teknik microgreen adalah fase pertumbuhan tanaman antara fase kecambah dan baby green.
“Jadi microgreen adalah sayuran yang dipanen pada umur 7-14 hari pada saat tanaman masih muda. Era new normal pandemi Covid-19 mempengaruhi seseorang lebih banyak melakukan aktivitas dari rumah. Satu kegiatan yang dapat dilakukan untuk mengisi waktu luang di rumah ialah dengan menanam microgreen,” demikian penjelasan Asmah Yani di Jakarta, belum lama berselang.
Ia juga melanjutkan bahwa tanaman microgreen dapat menjadi solusi bagi masyarakat perkotaan untuk melakukan budidaya sayuran di lahan terbatas. Selain itu tanaman microgreen sangat mudah ditanam dan tidak memerlukan media khusus serta waktu yang lama untuk pertumbuhannya, sehingga cocok untuk dijadikan peluang bisnis. Tanaman microgreen memiliki keunggulan dengan kandungan nutrisi yang lebih tinggi dibanding dengan tanaman dewasa yang secara umum dikonsumsi masyarakat.
Disebutkan pula bahwa budidaya tanaman ini sangat cocok bagi masyarakat kota yang memiliki lahan terbatas. Apalagi di era normal baru ini menanam dapat dilakukan untuk mengurangi rasa bosan dengan aktivitas di rumah. Tak hanya itu, budidaya ini juga bisa menjadi sarana penyegaran dengan melihat pertumbuhan tanaman yang dapat dinikmati dalam memenuhi kebutuhan gizi keluarga di era normal baru.
Peluang Bisnis Sayuran
Asmah menambahkan, peluang bisnis budidaya tanaman microgreen sangat baik dan potensial karena harga tanaman ini lebih mahal dari sayur biasa. Selain itu sayur yang ditanam dengan teknik microgreen juga jarang dijual di supermarket maupun pasar. Dalam kondisi normal baru juga dianjurkan untuk mengonsumsi vitamin, buah, dan sayur secara rutin agar tubuh tetap sehat. Bagi orang kreatif hal ini bisa dimanfaatkan dengan menanam microgreen. Jadi, selain dapat dikonsumsi sendiri juga dapat dijual.
Selain budidayanya yang mudah dipelajari, menurut Asmah, prospek bisnis microgreen juga dapat diambil peluangnya dengan menjual ‘microgreen kit’ yang berisi bibit berbagai sayuran, media tanam cocofeat, wadah, dan tata cara budidaya tanaman secara microgreen. Jadi, memang ini keunggulan tersendiri dari budidaya microgreen yang harganya di pasaran juga mencapai 850 rupiah per gram (grm) hingga 2.000 rupiah per grm. Oleh karena itu usaha ini memiliki turnover yang berkali kali lipat dari modal yang dikeluarkan.
Adapun sayuran yang bisa dibudidayakan dengan teknik tanam ini diantaranya pakcoi, ketumbar, kol, kemangi bayam, kangkung, dan lain-lain. Sayur microgreen dapat dinikmati dalam kondisi mentah seperti lalapan, tumisan ataupun diolah menjadi salad. (*)